Senin, 21 November 2011

Ju-on 5


Ju On 5

 
Seorang pemuda yang tinggal di flat kumuh, tinggal berdampingan dengan seorang wanita bernama Yuko yang bekerja sebagai perawat. Setiap malam ia selalu mendengar suara-suara aneh dari kamarnya, setiap kali pemuda itu memukul dinding untuk menegurnya, dibalas dengan guncangan luar biasa yang menggetarkan seluruh dinding. Tapi Yuko serotang gadis pendiam yang bahkan tidak mau tersenyum. Sewaktu pria ini mendatanginya ke kamarnya, Yuko terlihat ketakutan dan tiba-tiba ada sepasang tangan hitam yang menarik kakinya dan menyeretnya masuk. Kemudian dinding itu kembali terdengar dipukul dengan keras.

Cerita berjalan mundur kembali, ditunjukkan kalau Yuko berkerja sebagai perawat pribadi seorang anak bernama Fukie. Ketika Fukie sedang tertidur, dia mendengar suara aneh dari balik selimutnya dan ketika dibuka, ia menjerit memanggil sesama perawat lain. Anehnya, begitu mereka kembali, perut Fukie sudah tidak apa-apa lagi. Sejak kejadian itu, Yuko mulai sering mendengar seseorang menggedor dindingnya dengan keras.

Suatu ketika, ketika dia sedang masuk ke kamar Fukie, dia melihat sesosok anak sedang berdiri di tempat tidur. Awalnya dia mengira kalau Fukie lah yang yang sedang bercanda, sampai dia melihat kalau Fukie sedang tertidur. Ternyata itu adalah roh anak perempuan berkulit hitam kelam yang selalu terlihat merangkak. Dia mengikuti Yuko hingga ke rumahnya. Dialah yang menarik kaki pemuda itu, lalu menghantamkan kepalanya ke dinding hingga tewas. Bunyinya persis seperti bunyi yang didengar Yuko setiap malam. Setelah itu, terlihat kalau tangan hantu itu mencengkeram wajah Yuko yang menjerit.

Awalnya, Fukie ditemukan sedang pingsan di ruang kelasnya oleh seorang anak laki-laki yang langsung melaporkannya kepada gurunya. Setelah dibawa ke rumah sakit, ia bisa pulang dengan dijemput oleh kakaknya, Sonoko. Mereka tinggal di sebuah apartemen bersama ayahnya. Dia sering mengalami kesurupan dengan tiba-tiba menjerit dan mengeluarkan suara anah. Ketika ayahnya mendekatinya, Fukie mencengkeram tangan ayahnya sedemikian kuat kuatnya.

Akhirnya Fukie dibawa kembali ke rumah sakit untuk melakukan serangkaian tes. Ia pun mengikuti sesi terapi hipnotis untuk menyelidiki alam bawah sadarnya bersama seorang dokter, dengan diawasi kakaknya dari balik kaca. Setelah tertidur, Fukie menjawab pertanyaan dari dokter itu. Tapi kemudian dia mengalami kerasukan lagi dan mengeluarkan suara-suara aneh. Ternyata Fukie memiliki kista di dalam perutnya, yang diperkirakan berasal dari bayi yang tidak jadi berkembang. Dia pun harus dirawat di rumah sakit dalam pengawasan suster Yuko. Tapi penyakitnya tetap bertambah parah.

Dengan putus asa, Sonoko berusaha meminta pertolongan dari seorang paranormal bernama Moriko. Ketika diajak memasuki kamar Fukie, dia malah terus berjalan ke lantai atas, dan dia nampak terkejut dengan kerasnya aura roh jahat di tempat itu. Ketika dia bertemu dengan Yuko, dia makin terlihat ketakutan. Tapi dia bersedia membantu. Ia kemudian mempersiapkan doa-doa untuk melindungi keluarganya menempelkan banyak kertas jimat dan doa-doa di rumahnya. Karena dia tahu kalau arwah yang akan dihadapinya sangat kuat dan jahat. Dia tidak ingin arwah itu mengincar keluarganya.

Setelah itu, dia kembali ke rumah sakit tempat Fukie dirawat untuk memulai pengobatan spiritualnya. Tiba-tiba saja muncul sesosok wajah dari perut Fukie. Moriko kemudian menusuknya dengan jarum hingga mengeluarkan setitik darah. Sosok wajah menyeramkan dengan mata hitam itu pun menghilang dan perutnya rata kembali. Moriko mengatakan kalau pengobatan yang mereka lakukan telah berhasil dan Fukie sembuh dari gangguan roh jahat. Dan Moriko pun meninggalkan tempat itu dengan senyum.

Tapi ternyata ada yang salah. Ia mendapat telepon dari seseoran yang mengaku bernama Fukie. Dia mengatakan kalau ia sedang berdiri di pintu depan rumahnya dan mulai menggedor dan berhasil masuk ke rumah. Dia menusuk perut Moriko sebagai balasan karena telah menusuk perut Fukie ketika proses pengusiran roh jahat. Moriko dan keluarganya pun tewas. 

Akhirnya Sonoko menyadari kalau arwah itu tidak akan pernah bisa pergi dari tubuh adiknya dan bersikap pasrah. Sejak kejadian pengusiran itu, Fukie dalam kondisi koma dan tidak sadar sama sekali. Ia kemudian memutuskan mengajak Fukie bunuh diri dengan terjun dari lantai atas. Ketika menjelang ajal, Sonoko masih sempat melihat arwah itu memandangi mereka. Sebelum kembali gentayangan di jalan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar